tag:blogger.com,1999:blog-13288916237762620012024-02-19T23:16:47.948-08:00Tau JambiKenali, Jelajahi, Cintai & Banggalah dengan JambimuAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/00618607381752566724noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-1328891623776262001.post-46700322108219936502016-11-05T10:21:00.003-07:002016-11-08T23:19:42.417-08:00Danau Lingkat Lempur, keindahan dan misterinya. <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="background: white;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhjn5TTQr_oJ8lb1rzgdsRna9ygRIlheKJ4isNZaOpqCRy05W-z8VtRJY0Kgx3tGRjOwOzdwtBi4kCXpFA792TBZHmMXU7qWzXOOH8Ez2vgn3YuKrknp-Z_dQLbb4uAq_Vr5jcIXA-mOGQ/s1600/HW.Pamungkas.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhjn5TTQr_oJ8lb1rzgdsRna9ygRIlheKJ4isNZaOpqCRy05W-z8VtRJY0Kgx3tGRjOwOzdwtBi4kCXpFA792TBZHmMXU7qWzXOOH8Ez2vgn3YuKrknp-Z_dQLbb4uAq_Vr5jcIXA-mOGQ/s640/HW.Pamungkas.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.5pt;"><span style="color: #222222;"><span id="goog_1987029079"></span><span id="goog_1987029080"></span> Photo: HW.Pamungkas</span></span></div>
</div>
<div style="background: white;">
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.5pt;"><span style="color: #222222;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.5pt;"><span style="color: #222222;">Danau Lingkat berada di Desa Lempur Kecamatan Gunung Raya,
Kerinci, Jambi. Danau seluas lebih kurang 12 hektar ini berada pada
ketinggian 1.100 meter diatas permukaan laut (mdpl), mengakibatkan disekitar
danau hawanya terasa sangat sejuk khas daerah pegunungan. Danau ini merupan
salah satu dari lima 5 danau alami di Lempur yakni Danau Kaco, Danau Lingkat,
Danau Kecik, Danau Duo dan Danau Nyalo. Untuk
sampai di Danau Lingkat diperlukan waktu sekitar 15 menit dari Desa Lempur atau
1 jam dari Sungai Penuh yang dapat ditempuh menggunakan kendaraan motor maupun
mobil.</span><br /><br /><span style="color: #222222;">
Hijaunya air danau dan pantulan warna dari pepohonan kayu manis (</span><i style="color: #222222;">cassiavera</i><span style="color: #222222;">) yang mengelilingi Danau
Lingkat ini menciptakan pesona tersendiri. Kerinci memang dikenal sebagai
penghasil Kayu Manis yang telah terkenal ke manca negara. Air danau yang hijau
sebenarnya berwarna jernih, tapi karna banyaknya ganggang berwarna hijau
menyebabkan air danau seolah-olah hijau dan merefleksikan pepohonan yang ada
disekitarnya. Dengan dikelilingi bukit dan hutan yang masih alami, suasana
disini masih sangat asri, hal lain yang menarik di danau ini, yakni masih dapat
didengar suara binatang seperti siamang, burung dan yang lainnya ketika
matahari mulai bersinar.</span><br /><br /><span style="color: #222222;">
Pada salah satu pojok danau, persisnya diujung sebelah kanan, dipercaya oeh
masyarakat sekitar sebagai tempat pemandian tujuh putri dewa penguasa danau.
Waktu putri-putri itu mandi bisa diketahui dengan memekarnya bunga disekitar
tempat pemandian pada saat-saat tertentu. Menariknya, bila mekar bunga itu mengeluarkan
aroma yang sangat wangi. Pada seberang danau ini juga, terdapat sebuah batu
besar. Uniknya, warna batu tersebut berbelang-belang, sehingga batu itu
kemudian dinamakan “batu belang”. Konon kabar menurut masyarakat setempat, batu
itu merupakan tempat dewa “belimau”, atau mandi membersihkan diri dengan ramuan
khas tradisional. Batu tersebut masih ada sampai sekarang.</span></span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "arial" , sans-serif;"><span style="font-size: 12.6667px;"><br /></span></span><span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.5pt;"><span style="color: #222222;"></span></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.5pt;"><span style="color: #222222;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTHev4nPYqOSXaf8o7JBKrgIv-LvBzA3ks2bS03M5cL1Us2WavZB9cy00GQ-nVwHrOrJcAO-UHoE2Nq4-E4RKfUWrP2uouSDGn2DofC-4dUwuENkVrsMp71jyxsyoU2JH91KDRYA9ZFH1c/s1600/Jambi.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTHev4nPYqOSXaf8o7JBKrgIv-LvBzA3ks2bS03M5cL1Us2WavZB9cy00GQ-nVwHrOrJcAO-UHoE2Nq4-E4RKfUWrP2uouSDGn2DofC-4dUwuENkVrsMp71jyxsyoU2JH91KDRYA9ZFH1c/s640/Jambi.JPG" width="640" /></a></span></span></div>
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.5pt;"> Taujambi, 2016</span><br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.5pt;"><span style="color: #222222; font-size: 9.5pt;">.</span></span></div>
<span style="font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.5pt;">
<span style="color: #222222;">
Menurut masyarakat setempat nama “lingkat” berasal dari kata “ingkat” yang
berarti rantang. Nama itu dipakai karena konon air danau tersebut pernah
ditimba oleh nenek-moyang masyarakat setempat menggunakan rantang. Ceritanya,
dulu sekitar abad</span><span class="apple-converted-space"><span style="color: #222222;"> </span><span style="color: #1155cc;">ke- 16 ada </span></span><span style="color: #222222;">seorang
anak gadis dari Desa Selampaung, tidak jauh dari Desa Lempur, hilang saat naik
perahu di danau ini. Karena anaknya tidak pulang-pulang ke rumah, orangtua si
gadis dibantu masyarakat desa pergi mencarinya ke danau. Tapi usaha itu
sia-sia, dan warga pun kembali ke Desa Selampaung.</span><br /><br /><span style="color: #222222;">
Malam harinya seorang tokoh adat kampung Selampaung bermimpi. Beliau diberitahu
bahwa si gadis dibawa oleh “orang gunung”, makhluk halus penghuni danau.
Lantaran masih penasaran, keesokan hari warga kembali melakukan pencarian di
danau. Air danau ditimba beramai-ramai menggunakan rantang, namun si gadis
tetap saja tidak ketemu. Orangtua si gadis yang tidak diketahui namanya sampai
kini itu akhirnya pasrah pada keadaan anaknya tidak ditemukan. Masyarakat
setempat kemudian bersumpah tidak akan memakai perahu lagi di Danau Lingkat.
Bahkan beberapa tokoh masyarakat kampung melarang warganya mengunjungi danau
itu. Hal itu terjadi hingga beratus-ratus tahun.</span><br /><br /><span style="color: #222222;">
Kemudian entah siapa yang memulai, di awal tahun 80-an masyarakat Lempur dan
sekitarnya, termasuk Selampaung, mulai berani datang ke Danau Lingkat. Sesuai
sumpah para leluhurnya, hingga saat ini masyarakat sekitar danau tidak berani
berperahu di Danau Lingkat. Untuk sekedar bermain di danau warga menggunakan
rakit bambu. Warga setempat juga mengingatkan pengunjung danau agar tidak
bicara sombong, takabur dan selalu menjaga sopan santun. “Asal tidak takabur,
tidak apa-apa berakit di danau ini,” kata masyarakat sekitar.<o:p></o:p></span></span></div>
<div style="background: white;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="color: #222222; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.5pt;">Sungguh anuhgrah terindah dari sang pencipta di "Sepenggal
Tanah Surga". Percaya atau tidak, yang pasti Danau Lingkat masih menyimpan
segudang misteri dan aura mistis. Namun karena keindahannya danau ini sangat
cocok dijadikan objek wisata.<span class="apple-converted-space"> <o:p></o:p></span></span></div>
<br />
<div style="background: white;">
<span style="color: #222222; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.5pt;">Jika anda mengunjunginya, jadilah pengunjung yang bijak dengan
menjaga kebersihan, kelestarian, sopan santun serta menjunjung aturan yang
berlaku. Ingat bukan anda saja yang ingin menikmati pesona keindahannya, masih
banyak orang lain yang juga berhak menikmati keindahannya termasuk anak cucu
kita kelak.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.5pt;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.5pt;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.5pt;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.5pt;"><br /></span>
<span style="color: #222222; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.5pt;">Source:</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.5pt;">Taujambi</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 12.6667px;">Piadetra,</span><span style="color: #222222; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.5pt;"> </span><span style="color: #222222; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.5pt;">Evelyn, 2012</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: "arial" , sans-serif; font-size: 9.5pt;">HW.Pamungkas, 2016</span><br />
<div style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial; background-repeat: initial; background-size: initial;">
<span style="color: #222222; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.5pt;"><o:p></o:p></span></div>
<span style="color: #222222; font-family: "arial" , "sans-serif"; font-size: 9.5pt;">
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--></span><o:p></o:p></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00618607381752566724noreply@blogger.com0